Friday, August 16, 2013

Millah Ibrahim

Mayoritas orang tua yang begitu menyayangi anak-anaknya, telah mewanti-wanti terhadap hal-hal apa yang dtinggalkan kepada anak-anak mereka dikala mereka telah tiada. Terkadang, di usia yang sudah senja, mereka selalu membicarakan mengenai hal ini dan itu untuk wasiatnya.

Namun tanpa disadari, mereka jarang sekali menyinggung mengenai iman yang seharusnya tertancap dalam hati dan perbuatan. Entah karena belum mengetahui, khilaf, atau karena memang tidak mempercayai kedahsyatan wasiat yang satu ini. Padahal Allah Ta’ala telah berfirman :

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (al-Baqarah [2] :132)

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dari ayat “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub” adalah Nabi Ibrahim telah mewasiatkan agama ini, yaitu Islam. Karena kesungguhan mereka memeluk Islam dan kecintaan mereka kepadanya, mereka benar-benar memeliharanya sampai saat wafatnya. Dan mereka pun mewasiatkan kepada anak cucu mereka yang lahir setelah itu. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

“Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya.” (az-Zukhruf [43] :28)

Kemudian juga arti dari ayat “(Ibrahim berkata): ‘Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam’,” yaitu berbuat baiklah kalian ketika menjalani kehidupan ini, dan berpegang teguhlah pada agama ini, niscaya Allah Ta’ala akan menganugerahkan kematian kepada kalian dalam keadaan ini (dalam Islam), karena seringkali seseorang meninggal dunia dalam agama yang diyakininya dan dibangkitkan dalam agama yang dianutnya hingga meninggal. Dan Allah telah menggariskan sunnah-Nya, bahwa siapa yang menghendaki kebaikan akan diberi taufik dan dimudahkan bagi Allah, dan siapa berniat kepada kebaikan, maka akan diteguhkan pada-Nya. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah dalam hadits shahih :

“Sesungguhnya seseorang itu benar-benar mengerjakan amalan penghuni Surga, hingga jarak antara dirinya dengan Surga tinggal satu depa atau satu hasta, tetapi ia didahului oleh kitab (yang berada di Lauhul Mahfuzh: catatan takdir), maka ia pun mengerjakan amalan penghuni Neraka, sehingga ia pun masuk Neraka. Dan sesungguhnya seseorang itu benar-benar mengerjakan amalan penghuni Neraka hingga antara dirinya dengan Neraka tinggal satu depa atau satu hasta, tetapi ia didahului oleh kitab. Maka ia pun mengerjakan amalan penghuni Surga hingga ia pun masuk Surga.” (Muttafaqun ‘alaih)

Jadi cukuplah, jika keluarga atau kedua orang tua kita mewasiatkan hal ini kepada kita. Daripada iming-iming materi yang akan segera habis tak berwujud diakhirat kelak. Apalagi jika hal tersebut dibandingkan dengan wasiat yang telah Nabi Ibrahim katakan kepada anak-anaknya, dan janji Allah Ta’ala kepada kita. Bukankah Allah Ta’ala yang senantiasa memberikan rezki serta kecukupan nikmat di dunia? Telah berfirman Allah Ta’ala :

Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah” (Saba’ [34]: 24)

Sungguh, jika kita percaya dan yakin pada Rabbul ‘alamin, pasti Ia akan memberikan yang terbaik pada kehidupan kita. Hanya pada Allah lah tempat kita kembali.
Walllahua’lam bisshowab

-------------------------
sumber : http://al-mustaqbal.net 


No comments:

Post a Comment

Tutorial Mendely

 Mendeley dekstop merupakan software reference manajemen yang digunakan untuk mengelola dokumen pdf menjadikan satu kedalam digital library...